Dalam telekomunikasi
pasti terjadi pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, baik hanya
salah satu pihak yang hanya dapat bertindak sebagai penerima maupun kedua belah
pihak yang dapat saling bertukar informasi. Informasi merupakan data yang
dikirim/ diterima. Didalam pengiriman informasi, informasi yang dikirimkan
berupa sinyal analog. Sinyal analog tersebut diubah ke sinyal digital melalui
media transmisi. Dalam pengubahannya tentunya tidak selalu tepat pastinya
terdapat error. Setelah itu diubah
kembali menjadi sinyal analog yang mudah terkena derau (noise) oleh transducer output. Sinyal tersebut merupakan informasi
yang akan diterima oleh penerima. Baik dalam sinyal analog maupun digital,
keduanya terdapat kemungkinan eror.
1. SNR
( Signal to Noise Ratio )
SNR merupakan Perbandingan sinyal asli
dan sinyal ganguan (Noise). Nilai SNR digunakan untuk menunjukkan kualitas dari
suatu jaringan, semakin besar rasionya maka jaringan tersebut semakin baik. Artinya,
makin besar pula kemungkinan jaringan tersebut digunakan untuk lalu-lintas
komunikasi data dan sinyal dalam kecepatan tinggi. Satuan ukuran SNR adalah
decibel (dB) logaritmic.
Vs
= signal voltage
Vn=
noise voltage
Selain persamaan tersebut, SNR dapat
ditentukan menggunakan rumus berikut:
a. Nyquist
Bandwidth
b. Kapasitas
Shannon
Contoh Soal:
Sinusoidal test tone sebesar 1 kHz
diukur dengan Osiloskop puncak Amplitudonya sebesar 3 V. Saat test tone pada
transceiver dimatikan, pada saat yang sama noise diukur, dengan rms voltmeter,
besarnya 640 mV. Hitung SNR dalam dB!
Efek yang ditimbulkan akibat SNR yang
rendah yaitu koneksi sering terputus, lambat, tidak bisa connect, dsb. Dibawah
ini merupakan klasifikasi SNR :
§ 29,0
dB ~ ke atas = Outstanding (bagus sekali)
§ 20,0
dB ~ 28,9 dB = Excellent (bagus), Koneksi stabil.
§ 11,0
dB ~ 19,9 dB = Good (baik), Sinkronisasi sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.
§ 07,0
dB ~ 10,9 dB = Fair (cukup), Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada
jaringan.
§ 00,0
dB ~ 06,9 dB = Bad (buruk), Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (terputus-putus).
2. BER
( Bit Error Ratio )
BER, merupakan sejumlah bit digital
bernilai tinggi pada jaringan transmisi yang ditafsirkan sebagai keadaan rendah
atau sebaliknya, kemudian dibagi dengan sejumlah bit yang diterima atau dikirim
atau diproses selama beberapa periode yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, diasumsikan berikut ini
urutan bit yang ditransmisikan:
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1,
dan pada alat penerima akan
menterjemahkan urutan bit sebagai berikut:
0 0 1 0 1 0
1 0 0 1,
Maka BER pada kasus ini ada 3 kesalahan
penafsiran bit (yang digaris bawah) kemudian sebagai nilai BER yang dihasilkan
adalah nilai kesalahan ini dibagi dengan sejumlah bit yang kirim yaitu 10 bit,
sehingga didapatkan 0.3 atau 30%. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya
BER adalah:
§ Lebang
bidang
§ SNR
§ Kecepatan
transmisi
§ Media
transmisi
§ Lingkungan
§ Jarak
transmisi
§ Kinerja
pemancar dan penerima
Semoga Bermanfaat.